Keluarga Baru di Jurusan Sastra Arab PBA UM 2018

Aku pernah menyerah. Ingin meninggalkan sesuatu yang sudah diberikan Allah kepadaku. Sebuah kebahagiaan yang seharusnya dirasakan setiap orang yang sepertiku. Mendapat sebuah kenyataan diterima SNMPTN di jurusan yang sebenarnya aku ragukan, yaitu Jurusan Sastra Arab UM. Itu memang salahku, yang awalnya terbius akan kenangan lama yang menyukai mata pelajaran itu. Hmmm, ingat gurunya yang menyenangkan, dan cara mengajarnya yang asyik.
Tapi, saat semua terjadi, aku sadar.

"Itu waktu Madrasah Ibtidaiyah, sayang :) 
Waktu di mana yang beliau ajarkan masih mufrodat di area kelas.
Dan saat ini, kamu mendaftar di perguruan tinggi. Gak mungkin kan yang guru ajarkan hanya mufrodat(?)" ketika pikiranku meronta-ronta dan hatiku seakan meringkih perih kesakitan.

Beberapa bulan, aku diam di rumah. Menggali lebih dalam mengenai jurusan Bahasa Arab. Dari, scroll akun grup di IG, dan bahkan chat salah satu anggotanya (padahal itu bukan grup anak PBA di UM). Mencoba hafalan, tapi gak hafal-hafal, dan akhirnya kembali menyerah.

Pernah beberapa kali bermimpi, untuk ikut ujian SBMPTN lagi di tahun depan. Mau ikut jurusan lain yang penting bukan Bahasa Arab. 

Satu bulan,
Dua bulan,
Tiga bulan pun berlalu dengan cepat.

Aku masuk di sebuah grup angkatan yang mana sudah cukup akrab dengan mereka. Dan kami, berencana membuat Gantungan Kunci dan dibagikan saat ketemu pertama kali.

H-1 Ospek
Di situ kami pertama kali bertemu, berkenalan, kemudian beberapa orang mampir ke Matos untuk makan-makan. Mungkin, karena masih awal, aku kurang begitu hafal dengan wajah-wajah mereka. 

***
Hari-hari pun berlanjut. Saat itu ada seperti ospek tapi tingkat jurusan. Untuk pertama kalinya, aku bertemu sama teman satu daerah. Di sebuah gedung bertingkat dengan sebuah banner berbahasa arab yang terpampang di dindingnya, tempat di mana akan menjadi tempatku dan teman-teman lainnya belajar, kami melakukan ospek jurusan tersebut. Di sana diperkenalkan dengan Kepala Jurusan dan dosen-dosen yang akan mengajar kami. Yang aku takutkan saat itu, aku tidak mengerti apa yang beliau katakan   T.T   T.T   ---> emot sedih ya :'')

***
Dilanjutkan dengan test :O (emot terkejut)
Pertama kami menjalani test bahasa inggris di gedung Cakrawala UM. Yang diakhiri dengan semua moment cekrek-cekrek sejenak dengan teman-teman seangkatan.

Ba'da TOEFL
Sepertinya (mulai lupa) setelah test TOEFL dilanjutkan dengan test bahasa arab yang jujur membuatku takut. Karena, aku sama sekali belum paham testnya seperti apa. Test ini dilaksanakan untuk mengetahui di kelas mana kami akan dimasukkan. Entah itu kelas A, B, C atau D. Kelas yang sesuai tingkatan kemampuan kami.

Setelah pengumuman test diumumkan, aku mendapatkan kelas D sebagai kelas tempatku menjalani kehidupan baru. Aku ingat, saat itu di grup kami masih bingung apa yang dimaksud KRS, dosen PA, dll. Cari-cari siapa yang dosen PA-nya Pak A, Bu B, Pak C, dll. Dan itu cukup heboh saat itu.

***

Lanjut ke kelas yang mana menjadi tempatku berbagi kisah, cerita, dan pengalaman, yaitu kelas D.

D..
Aku bersyukur masuk kelas ini, karena memang sesuai kemampuanku waktu jawab pertanyaan di test. Sama sekali kutulis soalnya aja.

Offering D 2018

Di sana, aku bertemu dengan 14 anak (15 denganku) yang kebanyakan dari Jawa. Sisanya, dari Kalimatan Utara, Bima, Papua, dan Bali. Kami beberapa ada yang memiliki kesamaan dalam hal "alumni mana" dan "alasan masuk".
Kami kebanyakan dari SMA/SMK Negeri dan alasannya bermacam-macam.
Di kelas D, kami mengukir kisah kami dengan belajar giat, mengeluh kadang-kadang, dan menjalin keakraban bersama.

Selama semester 1, kami mendapat bantuan belajar dari Jurusan dengan diajar oleh ustadz ustadzah yang mengambil S2 untuk mengajar intensif di luar kuliah wajib kami. Di sana, kami mendapat tambahan ilmu, dan juga ustadz ustadzah baru yang memberi tambahan motivasi kepada kami. 

Ustadz Ustadzah Intensif
Offering D ma'a Ustadz Ustadzah Intensif
Selain itu, kami juga merencanakan makan-makan yang mana harus memesan 3 grab untuk ke tempatnya. Saat itu hujan-hujan, dan kami meneduh di halte fakultas  sampai sedikit terang. 

Mabar (Makan Bareng)

***

Dilanjutkan di semester 2, yang mana hubungan kami agak sedikit renggang. Bukan karena perpecahan, melainkan (mungkin) waktu libur yang terlalu lama dan tugas mulai sedikit menjulang, yang membuat kami jadi kupu-kupu (kuliah pulang, kuliah pulang). 

Seorang ketua kelas yang kami pilih sebagai tetua di kelas  dan beberapa teman pun memiliki rencana untuk sedikit menyambungkan hubungan kami. Dengan makan-makan di pujasera dekat UB. 

Beberapa bulan kemudian, ada sebuah event jurusan yang bernama "Mahrojan" yang mana setiap anak wajib mengikuti dua lomba. Saat itu, kelas kami dengan rasa partisipasi yang tinggi pun ikut lomba Masrohiyah (drama) dengan pemain dari 17 anak (15 anak dari kelas kami, dan 2 anak dari offering A). 

Di situ, kami membuat drama mengenai Dilan dan Milea yang dilarang oleh Ayahnya Milea untuk pacaran, Maa Syaa Allah. Yang mana, kami bermodalkan niat dan tekad yang kuat. Yang akhirnya kami tidak memenangkan lomba, tapi memenangkan perasaan dihatiku, eaa Maa Syaa Allah hehehe.

Masrohiyah "Dilan wa Milea"

Setelah acara itu, kami makan-makan bakso di jalan Ambarawa bersama. 

Kami juga punya singkatan yang dibuat sendiri oleh Ketua Kelas. Yaitu SAU-D (Students of Arabic Unit-D) yang menjadi jaket kelas kami.



***
Waktu berlalu kami menjalani dengan penuh tantangan dengan tugas. Dan Alhamdulillah dosen-dosen di Jurusan Sastra Arab baik-baik dan selalu memberikan wejangan atau pesan untuk selalu semangat belajar.

Setelah acara ini itu, kami juga ikut acara angkatan yang menambah pengalaman dan memupukkan kembali rasa peduli kita kepada manusia lain. Yang mana angkatan kami melakukan kegiatan berbagi ilmu dan pengobatan untuk sebuah desa. Di sana, kami menginap dua malam dan melakukan kegiatan dengan senang dan bahagia. Kami berkunjung ke rumah beberapa warga dan membagikan kupon kesehatan untuk pengobatan gratis, dan makan bersama saat acara inti di Tabligh Akbar. Pengalaman yang melelahkan, namun cukup dikenang untuk pengalaman berharga.



Dan hari itu bukanlah akhir untuk kebersamaan kami. Saat Bulan Ramadan 1440 H, kami mengadakan Buka Bersama (10 Mei 2019). Yang merupakan tanda perpisahan kami, karena libur selama 3 bulan. 

***
Pengalaman yang aku rasakan selama berada di Jurusan ini, baik itu pertemanan, pelajaran, dan apapun yang ada di dalamnya membuat batu karang yang membeku di hatiku sekian lama terkikis hancur. Tak ingin dan tak mau meninggalkan jurusan yang sudah mengukir lembaran kisahku di dalamnya. Tak mau menyerah lagi seperti sebelumnya. Tak mau, dan tak mau berpikir lagi untuk mencari penggantinya. Aku sudah jatuh cinta. Dan semoga cinta yang sudah terlanjur jatuh, bisa membawaku dan teman-temanku lainnya untuk menjadi lebih baik di jurusan ini. Jurusan yang sudah menjadi pelabuhan Insyaallah yang terakhir untuk selalu kami jalani. Aamiin.

-Senang memiliki keluarga baru di jurusan sastra arab.-


Komentar

Postingan populer dari blog ini

"في العسل شفاء" Percakapan Bahasa Arab

"عليك بذو الدين" Hiwar Bahasa Arab ABY 2

رئيسة الجلسة TEKS "Pembawa Acara / MC" BAHASA ARAB